AEC Jawa


Pusat AEC (Agroindustrial Export Cluster) Indonesia adalah di Depok, Jawa Barat, di Pulau Jawa.

Kegiatan AEC Corporation dihandle dari pusat AEC Corporation di Depok oleh Desainer AEC yaitu The Improvement Institue yang dipimpin oleh Wisnu Gardjito. Dari AEC Depok inilah contoh pengembangan suatu cluster industri agro, khususnya kelapa, dibangun.

Saat ini AEC di Jawa sudah ada di setiap Propinsi di Jawa, mulai dari Propinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Entitas dalam AEC ini berbentuk Usaha Bersama.
Program Industrialisasi Kelapa Olahan Melalui Pembangunan Cluster Export Agroindustri (AEC – Agroindustrial Export Cluster)

LATAR BELAKANG

Kelapa (Cocos nucifera) berpotensi dapat diolah menjadi 1.600 derivatif produk akhir, mulai dari akar, batang, daun dan buahnya dapat diolah dan menghasilkan aneka produk yang sangat dibutuhkan manusia. Nilai tambah yang dapat dicapai adalah sebesar 8.800% dan memiliki angka ILOR (Incremental Labor Output Ratio) sebesar 25.

Namun demikian kenyataannya produk olahan kelapa yang dihasilkan Indonesia sejak jaman penjajahan hingga saat di era yang sedemikian maju ini kelapa TETAP HANYA diolah menjadi KOPRA saja. Sementara itu beberapa negara BUKAN PENGHASIL KELAPA seperti negara-negara Eropa dan Amerika Utara (Kanada dan Amerika Serikat) telah memproduksi aneka produk olahan kelapa termasuk obat pencegah Kanker dan HIV AIDS ! Sangat ironis.

Telah sama diketahui bahwa Produsen Utama Kelapa di dunia HANYA 3 negara, yaitu Indonesia (3,7 juta hektar), Filipina (3,1 juta hektar) dan India (1,2 juta hektar). Namun market leader aneka olahan kelapa saat ini adalah Filipina, India dan Srilanka. Sangat disayangkan Indonesia hanya menjadi follower dengan market share dibawah 19% saja. Padahal pada kenyataannya, sebagian besar produk Indonesia diperdagangkan oleh negara ke tiga seperti Singapura, Hongkong dan sebagainya.

Sementara itu dari sisi DEMAND terdapat 6,2 milyard penduduk dunia yang SEMUANYA membutuhkan aneka produk olahan kelapa namun ternyata yang memenuhi kebutuhan mereka adalah perusahaan MNC bukan milik Indonesia seperti P&G (Procter and Gamble – Amerika Serikat), Unilever (Eropa) dan KAO Corporation (Jepang), dan ratusan lagi perusahaan menengah di berbagai negara maju. Sementara itu TIDAK ada SATUPUN perusahaan besar Indonesia yang mengolah kelapa menjadi aneka produk bermutu tinggi dan memiliki nilai tambah tinggi.

Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk mengembangkan agroindustri kelapa olahan ini dengan sistem yang berdasarkan pada equity based dan dikembangkan dengan strategi pengembangan UKM yang digabungkan menjadi suatu korporasi raksasa berupa the Indonesia Incorporated, yang kami sebut dengan AEC Company (Agorindustrial Export Cluster Company). Secara design (by design) sistem portofolio pengembangan usaha ini adalah berbasis pada pengembangan entitas masyarakat umum yang paling bawah dan terus bergerak ke segmen masyarakat atas sehingga pareto diagram dapat diperbaiki.

PROGRAM PENGEMBANGAN CLUSTER EXPORT AGROINDUSTRI KELAPA

Untuk merealisasikan Program Pembangunan AEC Kelapa ini The Improvement Institute (Limandiri Foundation) menawarkan untuk mengembangkan dan melaksanakan Program Pengembangan Cluster Export Agroindustri ini dengan skema prosedur pengembangan sebagai berikut :

Langkah 1 : Pelaksanaan Kegiatan Vision Workshop.
Langkah 2 : Pelaksanaan Pelatihan
Langkah 3 : Pelaksanaan Pemagangan
Langkah 4 : Pelaksanaan Pendirian Unit Produksi dan Prosesing
Langkah 5 : Pelaksanaan Program Promosi
Langkah 6 : Pelaksanaan Program Penetrasi Pasar
Langkah 7 : Pelaksanaan Program Scale-up
Langkah 8 : Pelaksanaan Program Exporting

Uraian singkat setiap tahapan pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

Langkah 1 : Pelaksanaan Kegiatan Vision Workshop
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk memberikan arah (direction) dan wawasan (vision) kepada SETIAP stakeholder yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Stakeholder yang terlibat diantaranya adalah :

SKPD fungsional : Dinas Perindagkop, Dinas Perkebunan, Pertanian dan Kehutanan, Dinas Perikanan dan Peternakan
SKPD pendukung : Dinas Ketenaga Kerjaan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas
Masyarakat Petani, Pekebun, Peternak dan Perikanan
Masyarakat Pendidik : Guru, pemuka agama
Masyarakat marjinal : korban PHK, drop out, yatim piatu, manula, kaum dhuafa, dsb.

Kelompok ini di arahkan untuk melaksanakan TUPOKSI-nya masing-masing. Setiap stakeholder pelaksana adalah member atau anggota dari AEC ini.

Langkah 2 : Pelaksanaan Pelatihan
Pelatihan dilakukan kepada kelompok masyarakat sasaran yang kelak akan membentuk kelompok usaha bersama agroindustri. Pelatihan teknis hingga pelatihan manajerial akan sangat menentukan keberhasilan pembentukan kelompok usaha bersama sebagai embrio desa agroindustri yang akan dibentuk ke dalam jaringan usaha (business network).

Langkah 3 : Pelaksanaan Pemagangan
Setelah pelatihan dilakukan maka peserta latih akan dimagangkan baik on-site maupun di sentra pendidikan milik mitra usaha (UD. Sumber Rejeki di Depok dan sekitarnya).
Lama pemagangan bervariasi antara 1 minggu hingga 1 bulan dibawah supervisi tenaga ahli UD. Sumber Rejeki dan kontrol dari kelompok the Improvement Institute dan kelompok SDM APP.

Langkah 4 : Pelaksanaan Pendirian Unit Produksi dan Prosesing
Bersamaan dengan kegiatan pelatihan dan pemagangan, maka unit produksi dan prosesing industri kelapa olahan sudah harus didirikan. Sumber pendanaan didasarkan pada tahap perkembangan usaha, dimulai dari fase paling awal yaitu fase “un-seen” hingga fase mapan (established). Pengadaan dana usaha dilakukan sebagai berikut :

Fase insiasi usaha   : dana dari dana sosial – CSR/CD fund.
Fase fast growth   : dana berasal dari dana kredit murah
Fase Slow Growth  : dana berasal dari dana komersil murah lanjutan
Fase Mature/Established : dana berasal dari dana komersial murni baik dalam bentuk syariah (mudhorobah dan musyarokah) maupun non-syariah (investasi murni)

Langkah 5 : Pelaksanaan Program Promosi
Seirama dengan pertumbuhan usaha, maka kegiatan promosi juga diarahkan sesuai dengan level kemampuan produksi. Kegiatan promosi dalam negeri hingga akhirnya promosi global sudah harus disiapkan dari awal paling tidak setahun sebelum fase yang akan dimasuki terjadi.
Program promosi ini merupakan bagian dari Program IDP (Identity Development Program) yang SANGAT MENENTUKAN kekuatan penetrasi pasar.

Langkah 6 : Pelaksanaan Program Penetrasi Pasar
Pelaksanaan program penetrasi pasar dilakukan dengan awalan melakukan Solo Exhibition maupun aneka pameran dagang secara terpola dan fokus. Contoh adalah penetrasi ke pasar sasaran yang membutuhkan aneka produk yang sudah terpantau sebelumnya ataupun sudah terdapat calon mitra dagang yang serius.

Langkah 7 : Pelaksanaan Program Scale-up
Pada saat penetrasi pasar global sudah terlaksana, biasanya permintaan dari luar negeri menjadi over-demand. Oleh karena itu agar tidak terjadi back-log order maka persiapan peningkatan kapaistas produksi mau tidak mau harus sudah dilakukan. Contoh, kapasitas produksi untuk oleo dan pembersih.

Langkah 8 : Pelaksanaan Program Exporting
Ketika proses pemenuhan kapasitas (scaling up) sudah terlaksana maka kegiatan perdagangan luar negeri, baik dalam bentuk exporting maupun investasi global bisa dilaksanakan.

BENTUK DAN MEKANISME KERJA CLUSTER

Bentuk cluster adalah berbentuk korporasi yang bersifat non-kapitalistik, dalam hal ini adalah berbentuk co-operative corporation. Setiap pemegang saham dibedakan atas dua pemegang saham, yaitu :

Pemegang Saham Utama (preferred stockholders) : adalah para pendiri usaha sebagai pioneer pembentukan entitas usaha.
Pemegang Saham Umum (common stock-holders) : adalah para pemegang saham usaha yang bergabung dengan usaha ini ketika usaha telah berjalan beberapa waktu.

Adapun bentuk Mekanisme Kerja Cluster di tingkat level mikro (micro level) diperlihatkan dalam diagram sebagai berikut :
  
DESIGNER dan KONTAK

Desain pengembangan AEC (Agroindustrial Export Cluster) ini dibuat oleh Wisnu Gardjito (the Improvement Institute, Limanidir Foundation). The Improvement Institute juga berfungsi sebagai trouble shooting management (manajemen pemecah masalah) yang membantu semua pihak untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.

Kontak Usaha harap ditujukan ke :
Wisnu Gardjito
The Improvement Institute (Limandiri Foundation)
Permata Duta E3 no.17, Sukmajaya, Depok 16412
Mobile : 081-880-2921
Phone : 021-98-2627-42
E-mail : <a href="mailto:wisnugar@yahoo.com">wisnugar@yahoo.com


The Green Coco Island

1 Response to "AEC Jawa"

  1. saya mau tanya bagaimana caranya untuk bisa bergabung dengan The Green Coco Island menjadi cluster? saya Arif dari cilacap

    ReplyDelete